Welcome to My Blog... Keluarga besar daus-arrafi.blogspot.com or cafebebas.net.tf mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 67 tahun dan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H, Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Bathin.
Masukan Nama Penyanyi / Judul Lagu

Selasa, 08 Maret 2011

Mahasiswa di Bawah Bayang – Bayang Ketakutan


(Catatan seorang mahasiswa yang malas)
Oleh : Edi Saputra P

Cerita di balik jendela
Bunyi dering Hand phone yang sengaja kuletakkan tepat di dekat bantal gulingku dengan asumsi bahwa aku bisa terbangun dan menunaikan misi suciku membawakan Kalungan salempang dan toga kepada kepada kedua orang tuaku hanya menjadi alunan musik yang sangat mengganggu orang lain karna ternyata aku sama sekali tak terusik dengan bunyi itu, walau meski  aku sempat terbangun untuk mematikan HP ku dan kembali melanjutkan sandaran kepalaku di atas bantal yang empuk membuatku seakan – akan lupa kalau pagi ini aku harus masuk kuliah dan menunaikan misi suciku tersebut. Bayangan orang tuaku mungkin tak seperti apa yang terjadi pada anaknya, harapan ingin melihat anaknya menjadi tukang servis berdasi yang handal ternyata hanya menjadi seorang mahasiswa yang terlambat bangun, jarang masuk kampus, “patoai – toai” sama dosen, menghabiskan waktu dengan secangkir kopi dan rokok dan masih banyak lagi yang  diluar  harapan orang tuaku. Entahlah aku lebih senang membaca buku sastra dan politik ketimbang membuka buku elektronika dan buku – buku yang menjadi penuntun disiplin ilmuku. Setiap kali aku menginjakkan kaki di jurusan yang bak penjara itu, mata – mata tak bersahabat dengan sering menyambutku disana, entah ada apa gerangan. Sekali – kali kubuka lembaran kartu penilaianku ternyata nilai “C” dan “E” menjadi hiasan yang banyak menghiasi lembaran sakti itu.

Nilai dan dosen, hal yang menakutkan
Setiap kali berbicara akademik, pintu gerbang awal yang mesti dilalui adalah dosen dan nilai, dosen yang terkadang menjelma menjadi dewa bagi mahasiswa yang akademisi dan nilai sebagai surganya yang membuat banyak mahasiswa “terpaksa”  harus menjadi hamba yang taat, karna ketakutan tidak mendapatkan surga ketika berani membangkang pada  dosen menjadi hal yang biasa di kampus, bayang – bayang dunia kerja menjadi candu yang menyulap banyak mahasiswa menjadi akademisi. Takut berkata tidak demi meraih simpati sang dewa demi mendapatkan surganya membuat banyak orang menjadi apatis terhadap kondisi di sekitarnya. Yah….sekelumit persoalan yang menurut banyak orang hanyalah alibi sang penulis untuk menutupi kemalasannya dalam kuliah, terserah orang mau bilang apa yang jelasnya aku hanya mau berpesan “tak semua yang malas itu bodoh, tapi terkadang malas itu lahir karna ketidaksepakatan”. Menurut pesan nenek moyangku dulu, lebih baik hancur berkalang tanah daripada menghamba pada kemunafikan. Mungkin aku akan menyelesaikan kuliahku tepat waktu, yah pas     5 tahun dan aku akan bangga dengan gelar A.md ku, sebuah ilusi surgawi, kemudian menikah dan punya anak lalu meninggal dan hanya meninggalkan sejarah bahwa aku adalah mahasiswa yang malas, biarlah alasan kemalasanku kupendam sendiri agar tidak menjadi racun buat adik – adikku nantinya. Kalaupun ada yang masih mau mendengarkanku, aku hanya ingin bilang bahwa; Ada Yang Salah Dengan Negri ini….
Salam….    

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes